“Saya sama istri saya ada paspor. Cuma adikku yang baru dua orang kubawa ini karena tidak mencukupi uang untuk membuat pasport,” ujarnya, “Dari Bambangan ada sepupu, saudaranya mamaku. Saya tinggal mereka di sana, dia tunggu di sana saya carikan uang. Nanti ada uang saya kirimkan supaya dia ke Nunukan buat paspor,” ujarnya.
Namun pernyataan Luther tersebut tentunya sangat mencurigakan. Untuk masuk ke Malaysia dengan menggunakan paspor, satu-satunya pintu keluar hanya melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan menuju ke Tawau, Sabah, Malaysia. Sementara melalui Pulau Sebatik, hanya dilayani jika menggunakan pas lintas batas.
Aparat menduga, Luther bersama 11 warga lainnya akan masuk ke Malaysia secara illegal melalui perbatasan yang di Pulau Sebatik.
Luther kepada wartawan mengaku selama ini tidak pernah masuk secara illegal ke Malaysia. “Ada ini pasporku. Sudah dijamin di sana. Saya pulang (ke Toraja) karena mamaku mati,” ujarnya.
Ia menceritakan, dari Nunukan mereka berencana menuju ke Bambangan selanjutnya menuju ke Sungai Nyamuk untuk ke Tawau, Sabah, Malaysia.
“Yang dua orang saya mau titip dulu di Sebatik. Saya sama istri kembali ke Tawau, baru ke Keningau,” ujarnya.
Luther mengaku tak kenal dan tidak tahu tujuan warga lainnya yang juga sama-sama diamankan dengannya.
“Saya tidak tahu mereka mau ke mana. Bambangan atau Sungai Nyamuk? Saya cuma kenal di kapal,” ujarnya.
Luther mengaku sudah lama bekerja di Keningau. Di sana, ia mendapatkan upah hingga RM600 dengan bekerja di perkebunan sayur.
Sumber : TribunNews
#Malaysia
#TKI