Kunjungan Orang Sumenep di Pulau Sebatik

Kunjungan Orang Sumenep di Pulau Sebatik

Orang Sumenep Pun Bilang : Nunukan Luar Biasa

Pernah membayangkan makan pecel lele tanpa sambel ? Rasanya pasti aneh kan, seperti ada yang kurang gitu. Apalagi kalau tidak ada lalapannya lagi, wis dijamin lenyap seketika selera makan.

Begitulah rasanya kalau ada tamu yang datang ke Kabupaten Nunukan dan tidak berkunjung ke Patok Tiga, di Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, rasanya seperti masih ada yang mengganjal di hati. Apalagi saat pulang teman – teman di kantor nanti tanya mana nih photo – photo Rumah Dua Negara, Patok Tiga, Tugu Garuda Perkasa, Menara Jokowi, dan ikon – ikon Nunukan yang lain. Mau jawab apa coba ? Bingung kan.

Nah, supaya tidak pulang membawa rasa penasaran itu, maka rombongan studi tiru Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura – Jawa Timur yang jauh – jauh datang untuk belajar tata kelola Subsidi Ongkos Angkut ( SOA) Orang, Barang, dan Ambulans Udara di Kabupaten Nunukan, pada Jumat (10/6), langsung menuju ke Pulau Sebatik seusai melakukan audiensi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Nunukan.

Sekda Kabupaten Nunukan, Serfianus bahkan ikut menemani rombongan dari Pulau Madura yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Sumenep H. Edy Rasyadi ini. Padahal, kunjungan ke Pulau Sebatik sebetulnya tidak ada dalam rundown kegiatan.

Target pertama yang dikunjungi adalah Patok Tiga di Aji Kuning. Di patok legendaris ini, rombongan pejabat yang berjumlah tujuh orang inipun sempat berphoto – photo, mau selfi, ataupun foto bersama.

Sesama sekda, dan sama – sama memakai baju warna kuning, Serfianus dan Edy Rasyadi terlihat begitu kompak dan langsung akrab satu sama lain, meskipun baru sekali berjumpa.

Dari patok tiga, rombongan bergerak menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Sei Pancang yang masih dalam tahap pembangunan. Melihat bangunan yang begitu megah di perbatasan ini, Edy Rasyadi dan seluruh rombongan tidak bisa menutupi kekagumannya.

“Luar biasa, kami tidak pernah menyangka ada bangunan pemerintah yang begitu megah di Kabupaten Nunukan,” kata Edy Rasyadi.

Menurut Edy,, bangunan prestisius ini menjadi tanda bahwa perhatian pemerintah kepada masyarakat di wilayah – wilayah perbatasan sudah semakin baik. Usai dari PLBN, rombongan menyempatkan diri melihat dari jauh Kota Tawau, Malaysia dari jembatan Sei Pancang yang cukup jauh menjorok ke tengah laut.

Selepas dari sebatik, mereka menyempatkan diri melihat dari dekat Islamic Center Nunukan, dan lagi – lagi mereka berdecak kagum melihat betapa megahnya masjid kebanggaan masyarakat di Kabupaten Nunukan ini.

Hari Sabtu (11/6), mereka terbang kembali ke Surabaya, dan melanjutkannya ke Kabupaten Sumenep. Selain dapat oleh – oleh ilmu tata kelola SOA, setidaknya kenangan di Patok Tiga, PLBN, Islamic Center dan keramahan masyarakat Nunukan akan senantiasa tertanam di benak, dan bisa jadi bahan cerita bagi keluarga dan teman – temannya, cerita bahwa daerah perbatasan negara yang dahulu selalu identik dengan segala keterbatasan, kekurangan, terpinggir, dan terpencil, secara perlahan tapi pasti sudah mulai berubah.

Daerah di perbatasan kini akan menjadi pintu depan bangsa yang lebih gagah, bermartabat, dan membanggakan. (Prokopim Setda/Fb)

Sumber : nunukankab.go.id

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url