Radio Malaysia ‘Masih’ Kuasai Sebatik
NUNUKAN - Sebagai daerah yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia di darat maupun laut, Pulau Sebatik Indonesia sudah dikenal dengan produk-produk Malaysia. Mulai dari makanan, mata uang, dan barang kebutuhan lain. Secara perlahan, produk dalam negeri juga mulai menunjukkan keberadaannya di ‘beranda’ Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Satu hal yang tidak berubah di Sebatik sejak dulu adalah informasi dan hiburan berasal dari radio Malaysia. Karena, siarannya lebih jelas di Sebatik. “Jika radio Indonesia di Sebatik, tidak jelas suaranya, walaupun di sejumlah titik cukup jelas. Suaranya sering tertindis radio Malaysia,” kata Randi, seorang supir taksi mobil Avansa panggilan.
Jika bekerja mengantar penumpang, ia lebih memilih mendengar radio ‘Negeri Jiran’ itu, karena suara siaran radion Indonesia tidak jelas. “Jika bukan radio Malaysia, diputar lagu Indonesia dari kaset tape, bukan dari radio Indonesia,” ujarnya.
Logat melayu kental bahasa Malaysia yang digunakannya, dapat jadi dampak dari seringnya mendengarkan penyiar radio Malaysia.
Para anak sekolah di Sebatik lebih fasih bernyanyi lagu dari Malaysia dibanding lagu Indonesia Raya. Karena, stasiun radio atau televisi Malaysia sering mengawali dan mengakhiri siaran dengan mendengarkan lagu kebangsaan ‘Negaraku’.
Radio Malaysia yang masih akrab di telinga warga Sebatik membuat ‘miris’. Karena, selama hampir 69 tahun Indonesia merdeka dan 14 tahun Kabupaten Nunukan berdiri, radio Indonesia belum mengalahkan dominasi radio negeri tetangga itu di negeri sendiri.
Radio Malaysia seperti Tawau FM, Sabah FM, Muzik FM, Nasional FM, Nasional Klasik FM, Traxx FM dapat dinikmati warga Sebatik. Selain itu, juga dua radio berbahasa Cina dan salah satu bahasa suku di Malaysia dapat dinikmati mereka, walaupun hanya memakai HP. Fakta ini tidak dapat disangkal. Radio Malaysia telah ‘mendapat tempat’ di hati warga Sebatik. (kh)
Sumber : m.korankaltim.com
Satu hal yang tidak berubah di Sebatik sejak dulu adalah informasi dan hiburan berasal dari radio Malaysia. Karena, siarannya lebih jelas di Sebatik. “Jika radio Indonesia di Sebatik, tidak jelas suaranya, walaupun di sejumlah titik cukup jelas. Suaranya sering tertindis radio Malaysia,” kata Randi, seorang supir taksi mobil Avansa panggilan.
Jika bekerja mengantar penumpang, ia lebih memilih mendengar radio ‘Negeri Jiran’ itu, karena suara siaran radion Indonesia tidak jelas. “Jika bukan radio Malaysia, diputar lagu Indonesia dari kaset tape, bukan dari radio Indonesia,” ujarnya.
Logat melayu kental bahasa Malaysia yang digunakannya, dapat jadi dampak dari seringnya mendengarkan penyiar radio Malaysia.
Para anak sekolah di Sebatik lebih fasih bernyanyi lagu dari Malaysia dibanding lagu Indonesia Raya. Karena, stasiun radio atau televisi Malaysia sering mengawali dan mengakhiri siaran dengan mendengarkan lagu kebangsaan ‘Negaraku’.
Radio Malaysia yang masih akrab di telinga warga Sebatik membuat ‘miris’. Karena, selama hampir 69 tahun Indonesia merdeka dan 14 tahun Kabupaten Nunukan berdiri, radio Indonesia belum mengalahkan dominasi radio negeri tetangga itu di negeri sendiri.
Radio Malaysia seperti Tawau FM, Sabah FM, Muzik FM, Nasional FM, Nasional Klasik FM, Traxx FM dapat dinikmati warga Sebatik. Selain itu, juga dua radio berbahasa Cina dan salah satu bahasa suku di Malaysia dapat dinikmati mereka, walaupun hanya memakai HP. Fakta ini tidak dapat disangkal. Radio Malaysia telah ‘mendapat tempat’ di hati warga Sebatik. (kh)
Sumber : m.korankaltim.com