Warga Malaysia Edarkan Uang Ringgit Palsu di Pulau Sebatik

Warga Malaysia Edarkan Uang Ringgit Palsu di Pulau Sebatik
NUNUKAN,- Polisi mengamankan dua warga negara Malaysia, yang sedang mengedarkan uang palsu dalam bentuk ringgit Malaysia di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Keduanya ditangkap sekitar pukul 16.30, Kamis (17/7/2014) dari dua tempat yang berbeda.

"Yang pertama kami tangkap di RT 01, Desa Pancang. Yang kedua kami tangkap di RT 4, Desa Sungai Nyamuk. Mereka warga negara asing atas nama NH yang kalau di Malaysia mereka itu seperti simpanan," ujar Kapolsek Sungai Nyamuk, Iptu I Eka Berlin, Jumat (18/7/2014) kepada wartawan di Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur.

Dari kedua pelaku, berhasil diamankan uang palsu kurang lebih RM910 atau sekitar Rp3.185.000 jika kurs RM1 sama dengan Rp3.500. Uang palsu tersebut ditemukan dalam pecahan RM10, RM20 dan RM50.

Berlin menjelaskan, dari pemeriksan terhadap tersangka, keduanya mengakui memperoleh uang tersebut dari rekannya di Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia. Rekannya itu mengetahui jika uang yang diedarkan palsu. "Jadi ada pembagian setelah ini bisa beredar, mereka bisa berbagi berdua," ujarnya.

Pelaku telah berhasil mengedarkan uang palsu itu kurang lebih di 50 titik di wilayah Pulau Sebatik, wilayah Republik Indonesia. "Walaupun baru sampai sekitar enam atau tujuh yang melaporkan dan sudah kami terima laporannya," ujarnya.

Pulau Sebatik terbagi menjadi wilayah Republik Indonesia di bagian selatan dan wilayah Malaysia di bagian utara. Di Pulau Sebatik wilayah Indonesia, selain mata uang rupiah transaksi di sini juga menggunakan mata uang ringgit Malaysia.

Dari Tawau, Pulau Sebatik dipisahkan selat yang bisa terhubungkan dalam waktu sekitar 15 menit jika menumpang speed boat. Kedua tersangka yang belum menikah secara resmi, mengaku sedang mengurus surat nikah di Pulau Sebatik. Saat itu pula mereka melakukan pekerjaan sambilan mengedarkan uang palsu. Keduanya sengaja mengedarkan uang palsu saat situasi mudik menjelang Idul Fitri dan Polisi sedang sibuk melakukan pengamanan Pemilihan Presiden-Wakil Presiden. "Dia mengambil waktu-waktu luang. Dipikirnya kita tidak siap. Ternyata kami bisa mengungkapkannya," ujarnya.

Berlin mengatakan, selama berada di Pulau Sebatik, kedua tersangka menggunakan uang palsu tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai kebutuhan lainnya. Selain dibelanjakan, uang palsu juga ditukarkan kedalam bentuk rupiah atau dipecah dalam bentuk ringgit Malaysia yang asli.

Uang itu dibelanjakan pada waktu umat Muslim sedang salat tarawih. Saat itu, toko atau kios hanya dijagai orang tua atau anak perempuan yang masih duduk dibangku SMP. Semula pelaku mencoba membelanjakan barang dengan uang pecahan RM20. Jika berhasil, tak berapa lama pelaku akan kembali lagi dan menukarkan uang pecahan RM100. "Dia meminta boleh ditukar uang ringgit pecahan RM20 atau sisanya pecahan rupiah," ujarnya.

Jika ragu, pelaku mengurungkan niatnya untuk bertransaksi dengan uang palsu itu. Terungkapnya kasus itu bermula dari laporan warga setempat yang menemukan beredarnya uang palsu pecahan RM20. Dari lima lembar pecahan RM20 yang dilaporkan pada 10 dan 11 Juli, Polisi menemukan nomor seri uang tersebut seluruhnya sama. "Jadi ada kesamaan dari nomor seri dan kami yakin itu palsu dan kami identifikasi pelaku. Ciri-ciri pelaku, kemudian kami melakukan pengejaran," ujarnya.

Pada 11 hingga 16 Juli pelaku diketahui berada di Pulau Sebatik. Pada 16 Juli, keduanya sempat kembali ke Malaysia dan pada hari itu juga kembali lagi ke Pulau Sebatik melalui Dermaga Sungai Nyamuk. "Tanggal 16 kami monitor, tanggal 17 baru kami menangkap," ujarnya.

Saat ini kedua pelaku masih diamankan di Mapolsek Sungai Nyamuk. Polisi sedang melakukan pengembangan penyidikan untuk mengungkap jaringan yang bekerjasama dengan pelaku. Karena itu, masyarakat juga diminta memberikan informasi kepada Polisi jika menemukan uang palsu.
"Ada yang satu lagi kita duga kuat sebagai pelaku utama yang berteman dengan dia, yang sama-sama penyedia uang palsu tersebut. Saat ini masih kami lacak," ujarnya.

Sumber : kaltim.TribunNews.com
Next Post Previous Post