Pulau Sebatik, Profile “Kota” Perbatasan Masa Datang

Pulau Sebatik, Profile Kota Perbatasan Masa Datang
Pulau Sebatik, Profile “Kota” Perbatasan Masa Datang

Pada tanggal 9-14 Januari 2011, saya dan empat anggota di minta oleh Universitas Pertahanan-Kemhan untuk melakukan perjalanan “penelitian” ke Pulau Sebatik; hasil yang kami temukan nantinya akan menjadi Laporan khusus yang akan di publikasikan pada saat “launching” Pusat Riset Perbatasan Universitas Pertahanan pada awal Februari 2011. Pada kesempatan ini saya sampaikan beberapa hal yang menarik dari sisi pembangunan pulau Seabtik yang mungkin perlu dan ada baiknya untuk diketahui para pencinta wilayahperbatasan.com.

Pulau Sebatik, merupakan salah satu Kecamatan dari Kabupaten Nunukan. Kabupaten Nunukan merupakan salah satu wilayah perbatasan strategis karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kabupaten ini memiliki luas sekitar 14 ribu km2 terdiri atas lima kecamatan yaitu :  Kecamatan krayan, lumbis, sembakung, Nunukan dan Sebatik. Pulau Sebatik dengan luas wilayah sekitar 247,5 km2 dan secara geografis terletak pada 117º 40’BT – 117º 54’BT dan 4º 02’LU – 4º 10’LU.,sekarang ini terdiri dari dua kecamatan yakni Sebatik Induk dan Sebatik Barat; dan sekarang tengah dikembangkan lagi untuk bisa menjadi empat kecamatan, yakni kecamatan Sungai Pancang dan Haji Kuning. Hal mana dimaksudkan untuk memuluskan pulau Sebatik kelak menjadi salah satu Kota di wilayah perbatasan.

Visi dan Misi Pembangunan Sebatik seirama dengan pembangunan Kabupaten Nunukan yakni untuk mewujudkannya  menjadi kawasan perdagangan, agroindustri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka menyongsong perdagangan bebas yang didukung oleh  sumberdaya manusia yang menguasai Iptek dan dilandasi Iman dan taqwa. Hanya saja Visi dan Misi seperti itu, adalah visi-Misi Nunukan Lima tahun yang lalu; sekarang Nunukan tengah menyiapkan pemilukada untuk memilih bupati yang baru. Tanggal 16 Febuari nanti Pemilukada akan di lakukan, apakah visi misinya berubah atau terus, ya tergantung siapa nanti yang akan jadi Bupati baru di Nunukan.

Pulau Sebatik memiliki topografi pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi mangrove. Wilayah pegunungan umumnya dibagian tengah, disamping ditumbuhi hutan sekunder kini tengah diusahakan untuk perkebunan  kakau dan kelapa sawit ( perkebunan rakyat), sedangkan di wilayah dataran rendah bagian tengah diusahakan sebagai lahan sawah tadah hujan.  Kondisi pasang surut di pesisir pulau sebatik termasuk pasang surut campuran cenderung bersifat harian ganda (mixed prevailing semi durnal) dengan dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dengan amplitudo dan priode pasang surut yang berbeda serta tunggang air (tidal range) maksimum 2.8 meter. Kecepatan arus maksimum di perairan pesisir pulau Sebatik terjadi pada saat pergerakan pasang surut terbesar; yaitu saat neap tide dan spring tide, dengan kecepatan arus rata-rata 87.5 – 102 cm/det, arah arus pasang mencapai 250°  -  330° dan arah arus surut 36°-130°.

Pulau Sebatik, Profile Kota Perbatasan Masa DatangKecepatan arus rata-rata akibat densitas air laut sebesar 8.5 -19.7 cm/detik dengan arah 15° – 33°  saat spring tide dan arah 65°-82° saat neap tide. Kecepatan arus ini semakin mengecil seiring dengan bertambahnya kedalaman perairan. Diperairan P. Sebatik umumnya terjadi gelombnag pecah bila tinggi gelombang mencapai 0,8 m dari kedalamanan perairan. Tinggi gelombang rata-rata pada perairan P. Sebatik adalah 0,03 – 0,15 m dengan periode gelombang 16,7 – 20   detik.

Kondisi iklim di P. Sebatik berdasarkan data klimatologi dari stasiun Nunukan periode 1998-2000, curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.280 mm dengan bulan-bulan basah (Curag hujan > 200mm) terjadi pada bulan Mei, Juni, Oktober dan Desember dan tanpa bulan kering (curag hujan < 100mm). Diluar bulan-bulan tersebut terjadi bulan lembab, dengan curah hujan sekitar 100-200 mm perbulan.

Infrastruktur.          Pembangunan Infrastruktur berupa penyediaan sarana dan prasarana dasar terus dikembangkan oleh pemerintah, tetapi hasilnya masih jauh dari memadai, masih membutuhkan investasi cukup besar dan bersifat mendasar  yang meliputi bidang energi listrik, air bersih, jaringan transportasi, dermaga, terminal, telekomunikasi dan perbankan.
Aksesibilitas.           Akses dari dan ke Pulau Sebatik dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi laut, sungai dan darat.   Akses dari dan ke Pulau Sebatik dari Ibu kota Kabupaten Nunukan melalui laut dengan menggunakan speed boat selama 20 menit dengan tujuan Bambangan atau 60 menit dengan tujuan desa Sungai Nyamuk. Perjalanan melalui Bambangan dapat dilanjutkan dengan jalan darat menuju Sungai Nyamuk dengan menggunakan mobil angkutan sekitar 1,5 jam.  Jaringan jalan darat  di P. Sebatik terbagi atas  ; Jalan yang telah diaspal sepanjang 12 Km dari desa Pancang hingga desa Tanjung Karang; Jalan berbatu sepanjang 48 Km di Desa Tanjung Karang dengan desa Setabu, dan  Jalan tanah sepanjang 47,7 Km  yang melalui lima desa yang ada.
Ruas jalan antara desa Bambangan dan Desa Pancang melalui kampong Ajikuning saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Jalan ini dapat mempersingkat waktu tempuh antara Bambangan – Sungai Nyamuk menjadi 20 menit, dari sebelumnya sekitar 90 menit. Ruas jalan ini melewati daerah sekitar perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Jarak antara ibu kota kecamatan dengan desa-desa sekitarnya di Pulau Sebatik berada pada rentang 23 km; Tanjung karang-Stabu. Saat ini disana transportasi lautnya bisa juga dengan;

Speed boat,  Melayani jalur pelayaran dari kota Tarakan ke kabupaten Nunukan pulang pergi atau kota tarakan – P. Sebatik pulang Pergi dua kali sehari. Melayani jalur pelayaran dari pelabuhan Tunon taka (Kabupaten Nunukan) ke pelabuhan Tawao (Malaysia).

Kapal perintis.     Kapal-kapal perintis yang singgah secara rutin di pelabuhan  Tunon taka Nunukan  diantaranya adalah KM Kerinci, KM Gunung Awu, KM Umsini, KM Agomas, KM Fitma, Samarinda Express dan Balikpapan express.

Sarana dan prasarana Perekonomian  Jenis dan sejumlah prasarana dan sarana perekonomian yang ada memang masih terbatas; tetapi para pengusaha di pulau ini sungguh luar biasa. Mereka membangun Pulau Sebatik disamping Visi bisnis mereka, juga dengan dorongan kecintaan mereka atas kemajuan Sebatik. Ambil contoh misalnya pengusaha Haji Herman (49 th), beliau ini telah membangun hotel Queen Hotel (melati-3 Plus), Kembalen Jaya (mall ukuran Sebatik) serta Puluhan Blok Ruko dan kebun sawit ± 500 ha. Keberadaan sarana dan prasarana perekonomian khususnya di Pulau Sebatik semakin hari semakin baik, meski masih dalam skala kecil tetapi sudah ada jenis Mall-mini market dan juga pasar-pasar tradisional yang bisa memenuhi kebutuhan pokok dan sembako masyarakat; meski terbatas tetapi sudah ada ATM BNI dan Bank BRI dan Bank Pemda; Padahal di samping Haji Herman masih ada tokoh-tokoh  pengusaha lain yang juga melakukan hal yang kurang lebih sama; jadi hotel saja di sana sudah ada tiga buah (yang kita sebut bertarap internasional).Jumlah pasar di Sebatik hanya sekitar enam unit. Keterbatasan ini disebabkan masih tebatasnya infrastruktur dasar yang menggerakan perekonomian Sebatik.

Pulau Sebatik, Profile Kota Perbatasan Masa Datang
Ketua Bapeda Kabupaten Nunukan juga mengakui kenyataan ini; menurutnya para pengusaha Sebatik telah melakukan berbagai pembangunan fisik yang membuat Sebatik menarik untuk di kunjungi. Pemda juga sudah melihat perlunya peningkatan kualitas pembangunan sarana Dermaga yang lebih baik dan besar di Sebatik dan juga perlu adanya pintu resmi PPLB (Pos Pengamanan Lintas Batas, lengkap dgn petugas imigrasinya). Meski untuk itu harus terlebih dahulu di komunikasikan lewat Sosek Malindo antara RI-Malaysia. (bersambung)

Sumber : wilayahperbatasan.com

Sebatik Terkait

DOB Kota Sebatik