Pemerintah Siapkan Anggaran Pembangunan Tower di Perbatasan

Pemerintah Siapkan Anggaran Pembangunan Tower di Perbatasan

Pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp 250 miliar pada tahun ini untuk membangun tower telekomunikasi di perbatasan negara.

Dengan membangun tower di kawasan yang secara bisnis belum menguntungkan, operator telepon seluler tinggal memasang Base Transceiver Station (BTS).

Direktur Utama Balai Penyedia dan Pengelolaan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto mengatakan, operator seluler yang siap, tinggal mengajukan usulan. Nantinya lokasi prioritas akan ditentukan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

“Kami sedang melaksanakan program pemerintah. Kerja, Nawa Cita. Di mana di dalam program ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat daerah desa-desa untuk memperkuat NKRI,” katanya, Sabtu (15/8/2015), disela peresmian 10 Base Transceiver Station (BTS) 3G di Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur.

Dia mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong agar semua operator seluler hadir di perbatasan.

“Memang yang paling siap saat ini Telkomsel,” ujarnya.

Dia menegaskan, dukungan pemerintah itu diwujudkan dengan keterlibatan dalam pembiayaan pendirian tower.

“Kami mendukung dengan memberikan subsidi kepada semua operator yang membangun di perbatasan. Tidak hanya seluler tetapi juga layanan internet,” ujarnya.

Tahun ini, kata dia, ditargetkan 125 BTS baru beroperasi di seluruh kawasan perbatasan Republik Indonesia. 67 BTS baru berlokasi di Kalimantan Utara.

“27 BTS diantaranya berada di Kabupaten Nunukan,” ujarnya.

Resmikan 10 BTS 3G, Telkomsel Jaga Kedaulatan NKRI

Direktur Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid, Sabtu (15/8/2015) meresmikan beroperasinya 10 Base Transceiver Station (BTS) 3G di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan. Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan tumpeng.

Acara peresmian layanan pita lebar (broadband) yang dipusatkan di Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur itu, sekaligus menandai beroperasinya 128 BTS 3G di titik-titik perbatasan dan pulau terdepan Indonesia.

Acara peresmian disaksikan Direktur Utama Balai Penyedia dan Pengelolaan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto dan Bupati Nunukan, Basri.

Mas’ud Khamid mengatakan, peresmian beroperasinya 128 BTS 3G di perbatasan, yang dilaksanakan menyambut Hari Ulang Tahun ke 70 Kemerdekaan Republik Indonesia, dinilai sangat penting.

Menurutnya, kehadiran BTS Telkomsel di wilayah-wilayah perbatasan, secara geopolitik sangat strategis dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat ini secara nasional, Telkomsel memiliki lebih dari 480 BTS untuk 3G dan 2G di daerah perbatasan.

Di sisi lain, hadirnya BTS 3G di lokasi-lokasi perbatasan, memungkinkan masyarakat setempat menikmati layanan data yang diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuhan perekonomian, membuka peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.

“Sebagai operator “Paling Indonesia” dengan jaringan yang tersebar hingga ke pelosok, sudah merupakan komitmen kami untuk berada di garis terdepan, guna turut menjaga kedaulatan NKRI,” ujarnya.

Dia mengatakan, penyediaan jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan memiliki tantangan tersendiri, terutama dari sisi beratnya medan yang harus ditempuh. Daerah-daerah tersebut merupakan kawasan strategis yang menegaskan kedaulatan NKRI.

“Sehingga apapun tantangannya tidak menjadi halangan bagi kami untuk hadir,” katanya.

Dia menjelaskan, beroperasinya BTS 3G Telkomsel di Sebatik menjadi gambaran komitmen Telkomsel memberikan layanan broadband sebagai bagian dari karya anak bangsa untuk negeri. Ini membuat tidak adanya lagi kesenjangan antara masyarakat kota besar dan daerah perbatasan di dalam menikmati Internet.

Dengan kehadiran layanan broadband Telkomsel hingga ke wilayah perbatasan negara, diharapkan dapat mendorong laju ekonomi dan percepatan pembangunan daerah terdepan Indonesia.

“Di mana hal ini sejalan dengan visi pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan ‘Indonesia Broadband Plan’,” katanya.

Terbukanya akses layanan data di daerah perbatasan diharapkan juga dapat membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara yang bertugas di garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara.

“Dalam kesempatan ini Telkomsel memberikan bantuan sarana pendidikan untuk masyarakat serta sarana telekomunikasi untuk TNI di wilayah perbatasan. Selain itu sebagai bentuk kepedulian perusahaan, Telkomsel memberikan edukasi seputar pemanfaatan internet secara positif, sehingga masyarakat dapat lebih melek internet,” katanya.

Ditegaskannya, Telkomsel tidak akan berhenti sampai di sini saja untuk menggelar jaringan di daerah lainnya di Indonesia.

“Kami akan terus menambah titik-titik layanan broadband di lokasi-lokasi perbatasan dan pulau-pulau terdepan”, katanya.

Saat ini BTS-BTS Telkomsel di daerah terdepan dibangun berbatasan dengan negara Papua Nugini, Australia, Timor Leste, Filipina, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Sumber: kaltim.tribunnews.com (15 Agustus 2015)

Sebatik Terkait

DOB Kota Sebatik