Warga Sebatik Tengah Masih Tergantung Operator Malaysia
NUNUKAN, - Sejumlah warga di Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan masih menggantungkan telekomunikasi pada sarana yang dimiliki operator telepon selululer milik Negara Malaysia. Kecamatan Sebatik Tengah memiliki wilayah administrasi yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Camat Sebatik Tengah Harman mengatakan, ada sejumlah kawasan di wilayah kerjanya yang hingga kini belum terjangkau operator seluler Indonesia. Titik titik blank inilah yang memaksa warga mengandalkan operator seluler milik Malaysia.
“Di daerah–daerah yang blank spot karena mereka di sana, pertama mereka dalam perekonomian di sana dekat. Kedua, memang jaringan dari kita sendiri kurang terjangkau sehingga hanya pilihan itu yang ada,” ujarnya.
Selain tergantung pada sarana komunikasi Malaysia, warga setempat juga secara ekonomi tergantung pada Malaysia. Hasil pertanian dan perkebunan mereka dijual ke Tawau, Sabah, sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka membelinya pula dari Tawau.
Sementara itu diharapkan paling lambat tahun 2014 mendatang, seluruh wilayah Kabupaten Nunukan sudah terjangkau sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi juga akan menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia.
Hal itu disampaikan Dewan Pengawas Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Fatimah Dahlan, saat berkunjung ke Nunukan, “Diharapkan kedepan, pada tahun 2014 seluruh wilayah NKRI sudah terjangkau dengan sarana telekomunikasi seperti itu,” ujarnya.
Ada kekhususan yang diberikan kepada daerah perbatasan negara seperti di Kabupaten Nunukan. Ia mengatakan, khusus di daerah perbatasan penerapan sarana diharapkan bisa bersaing dengan negara tetangga.
“Memang untuk daerah perbatasan lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan, secara khusus sarana telekomunikasi yang dipasang di Nunukan dapat bersaing dengan tetangga dan menjaring informasi yang masuk ke Indonesia. Saat ini di sejumlah kawasan di daerah perbatasan sudah terpasang sarana di sejumlah titik koordinat. Jumlahnya sudah cukup banyak sehingga 2014 mendatang seluruh wilayah perbatasan RI sudah terpasang sarana telekomunikasi.
Sumber : kaltim.tribunnews.com
Camat Sebatik Tengah Harman mengatakan, ada sejumlah kawasan di wilayah kerjanya yang hingga kini belum terjangkau operator seluler Indonesia. Titik titik blank inilah yang memaksa warga mengandalkan operator seluler milik Malaysia.
“Di daerah–daerah yang blank spot karena mereka di sana, pertama mereka dalam perekonomian di sana dekat. Kedua, memang jaringan dari kita sendiri kurang terjangkau sehingga hanya pilihan itu yang ada,” ujarnya.
Selain tergantung pada sarana komunikasi Malaysia, warga setempat juga secara ekonomi tergantung pada Malaysia. Hasil pertanian dan perkebunan mereka dijual ke Tawau, Sabah, sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka membelinya pula dari Tawau.
Sementara itu diharapkan paling lambat tahun 2014 mendatang, seluruh wilayah Kabupaten Nunukan sudah terjangkau sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi juga akan menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia.
Hal itu disampaikan Dewan Pengawas Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Fatimah Dahlan, saat berkunjung ke Nunukan, “Diharapkan kedepan, pada tahun 2014 seluruh wilayah NKRI sudah terjangkau dengan sarana telekomunikasi seperti itu,” ujarnya.
Ada kekhususan yang diberikan kepada daerah perbatasan negara seperti di Kabupaten Nunukan. Ia mengatakan, khusus di daerah perbatasan penerapan sarana diharapkan bisa bersaing dengan negara tetangga.
“Memang untuk daerah perbatasan lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan, secara khusus sarana telekomunikasi yang dipasang di Nunukan dapat bersaing dengan tetangga dan menjaring informasi yang masuk ke Indonesia. Saat ini di sejumlah kawasan di daerah perbatasan sudah terpasang sarana di sejumlah titik koordinat. Jumlahnya sudah cukup banyak sehingga 2014 mendatang seluruh wilayah perbatasan RI sudah terpasang sarana telekomunikasi.
Sumber : kaltim.tribunnews.com