Pantai Wisata Batu Lamampu di Sebatik Nunukan

Pantai Wisata Batu Lamampu di Sebatik Nunukan
Satu lagi objek wisata unggulan di Nunukan adalah Pantai Batulemampu. Lokasinya di Pulau Sebatik, Kecamatan Sebatik yang merupakan kecamatan paling timur Kabupaten Nunukan. Pulau Sebatik terbagi dua, sebelah utara masuk wilayah Sabah, Malaysia, sedangkan utara masuk wilayah Nunukan, Indonesia.

Akses menuju Batulemampu cukup mudah. Jika ditempuh dari Nunukan, bisa menggunakan perahu dari Desa Bambangan, speed boat, atau menyeberang lewat Pelabuhan Tunon Taka. “Kalau naik perahu hanya perlu Rp 10.000 untuk sampai ke Sungai Nyamuk,” ujarnya. Sungai Nyamuk adalah desa yang merupakan pusat kegiatan perekonomian masyarakat Sebatik.

Batulemampu memiliki panorama laut lepas menghadap ke Blok Ambalat, dengan garis pantai sepanjang 3 kilometer yang memesona. Mengapa pantai itu dinamakan Batulemampu? Istilah itu berasal dari bahasa Suku Tidung yang artinya batu timbul yang bersusun ke arah laut. Ya, ada sederet batu di Pantai Batulemampu yang mengapung.

Bebatuan tersebut berderet dari tepi pantai menuju laut lepas. “Posisinya tetap, tidak pernah berpindah meskipun mengapung,” kata Petrus. Selain batu mengapung, Batulemampu juga memiliki keunikan lain, yakni bebatuan pemecah ombak yang menjorok ke laut lepas. Di sekitarnya di kelilingi tetumbuhan dan batu-batu kecil yang seolah ditata, tetapi semua adalah proses alam yang terjadi dengan sendirinya.

Di ujung (bagian yang mengarah ke darat) terdapat bukit batu. Di atas bukit batu itu terdapat batu besar yang tampak terpisah dari batu di sekitarnya. Batu itu berdiameter sekitar 1 meter. “Konon, kata masyarakat sekitar, batu itu dulu berukuran kecil. Makin lama makin besar sampai seperti sekarang,” terang Petrus.

Ia melanjutkan bercerita, pernah ada seseorang yang berniat menjatuhkan batu itu, tapi ia tak berhasil, malah meninggal tiga hari berikutnya. Di luar mitos-mitos itu, Batulemampu adalah pantai yang menarik dengan hamparan pasir, ombak bernada sedang, serta berlatar nyiur melambai.

Tapi sekali lagi sayang, keindahan pantai-pantai di Nunukan belum mampu menyumbang penghasilan asli daerah (PAD). Anugerah itu masih tampak “liar” tak terurus. Baru Pantai Eching yang merasakan kucuran dana untuk membangun gazebo, kamar kecil (Water Closet) umum, dan jalan setapak menuju pantai. Sementara lainnya, masih dalam “daftar tunggu” untuk diperhatikan. (achmad ridwan/bersambung)

Sumber :WisataKulinerNunukan

Sebatik Terkait

DOB Kota Sebatik